mengidentifikasi aspek lingkungan ekonomi, pola konsumsi dan perkembangan pasar
MAKALAH
TUGAS 2
TUGAS 2

NAMA : MARIA AURELIA BERE
NPM : 1B218004
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Mengidentifikasi
aspek lingkungan ekonomi, pola konsumsi dan perkembangan pasar (ekonomi dunia,
sistem ekonomi, perkembangan pasar, pola konsumsi, neraca pembayaran dan pola
perdagangan)
1.1.1. Mengidentifikasi aspek lingkungan
ekonomi
Lingkungan
ekonomi adalah kondisi ekonomi di Negara tempat organisasi internasional
beroperasi. Kondisi ekonomi memiliki dampak yang kuat terhadap kinerja dari
setiap bisnis karena dapat mempengaruhi pendapatan atau beban dari bisnis
tersebut.
Ketika
perekonomian kuat, tingkat lapangan kerja tinggi, dan kompensasi yang
dibayarkan kepada karyawan juga tinggi. Oleh karena orang memiliki penghasilan
yang relative baik dalam kondisi ini, mereka membeli sejumlah besar produk.
Perusahaan yang menghasilkan produk-produk ini memperoleh manfaat dari besarnya
permintaan. Perusahaan mempekerjakan banyak karyawan untuk memastikan bahwa
perusahaan dapat menghasilkan produk dalam jumlah yang mencukupi guna memenuhi
permintaan. Perusahaan juga dapat membayarkan upah yang tinggi kepada karyawan.
Ketika
perekonomian lemah, perusahaan cenderung memberhentikan sebagian karyawannya
dan tidak mampu membayarkan upah yang tinggi. Karena orang memiliki penghasilan
yang relative rendah dalam kondisi ini, maka mereka membeli produk dengan
jumlah yang sedikit. Perusahaan yang menghasilkan produk-produk ini sangat
terpukul karena perusahaan tidak dapat menjual seluruh produk yang
dihasilkannya. Konsekuensinya perusahaan mungkin perlu memberhentikan sebagian
karyawan. Dalam kondisi ini, beberapa perusahaan mengalami kegagalan, dan
seluruh karyawannya kehilangan pekerjaan sehingga membuat tingkat penggangguran
meningkat.
Kondisi
ekonomi juga penting bagi organisasi non bisnis. Ketika ekonomi lemah,
sumbangan untuk universitas negeri akan turun, dan organisasi amal seperti
Salvation Army akan diminta memberikan bantuan lebih besar pada saat yang sama
ketika pendapatan mereka turun. Rumah sakit dipengaruhi ketersediaan dana dari
Pemerintah dan jumlah pasien berpendapatan rendah yang harus mereka rawat
cuma-cuma.
1.1.2. Pola konsumsi
Pemenuhan
kebutuhan pangan yang cukup dan terjangkau oleh seluruh penduduk dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan telah menjadi salah satu tujuan utama pembangunan
nasional. Ketahanan pangan merupakan salah satu isu sentral dalam kerangka
pembangunan nasional dan salah satu fokus kebijakan operasional pembangunan
pertanian. Dalam mewujudkan pembangunan ketahanan pangan nasional di era
globalisasi dan desentralisasi di masa mendatang perlu diperhatikan berbagai
perkembangan yang terjadi selama ini.
Salah
satu indikator untuk mengukur keberhasilan program ketahanan pangan melalui
kondisi/situasi konsumsi pangan masyarakat dilakukan analisis situasi konsumsi
pangan, karena situasi konsumsi pangan dapat menggambarkan akses masyarakat
terhadap pangan, status gizi dan kesejahteraannya, yang dinyatakan dalam nilai
skor mutu pangan atau skor Pola Pangan
Harapan (PPH).
Konsumsi
pangan beragam, bergizi seimbang, dan aman pada tahun 2015 – 2019 dapat terwujud apabila
perencanaan penyediaan pangan ke depan mengacu pada peningkatan kemampuan
produksi, permintaan pangan (daya beli dan preferensi konsumen) dan pendekatan
pemenuhan kebutuhan gizi seimbang yang
didukung oleh pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat. Sejalan dengan
amanat UU No.17/2007 tentang RPJPN 2005-2025 serta UU No. 18/2012 tentang
Pangan, bahwa arah kebijakan umum ketahanan pangan dalam RPJMN 2015-2019
perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat dapat dilakukan melalui
peningkatan pola konsumsi pangan masyarakat yang berbasis sumberdaya dan budaya
lokal.
Kegiatan
analisis pola dan kebutuhan konsumsi pangan penduduk merupakan suatu kesatuan
dari rangkaian kegiatan untuk mengetahui situasi konsumsi pangan penduduk dan
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap masyarakat dalam
rangka mewujudkan konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang,dan aman, yang
dilaksanakan melalui kegiatan-kagiatan yaitu : (1) analisis situasi dan
kebutuhan konsumsi pangan penduduk, (2) telaahan konsumsi pangan, (3) bimbingan
teknis analisis konsumsi pangan berbasis pola pangan harapan, (4) workshop
pengembangan pola dan preferensi konsumsi pangan, (5) festival cipta menu
beragam, bergizi seimbang dan aman berbasis sumber daya lokal dan (6)
internalisasi pemantapan konsumsi pangan B2SA. Namun kegiatan telaahan konsumsi
pangan dan internalisasi pemantapan konsumsi pangan B2SA tidak dapat dilakukan
karena adanya penghematan anggaran
1.1.3. Perkembangan Pasar
Salah
satu usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk penjualan atas produk yang
sudah ada pada pasar yang baru. Kegiatan ini merupakan salah satu bagian kecil
dari berbagai kemungkinan perusaahaan untuk mencapai pertumbuh.
Pada
dasarnya kemungkinan yang dapat ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai
pertumbuhan dapat dibagi dalam 3 kategori sebagai berikut : (1) pertumbuhan
intesif yang dapat dilakukan melalui penetrasi pasar,pengembangan pasar dan
pengembangan produk; (2) pertumbuhan integratif yang didapat dilakukan melalui
integrasi kebelakang,integrasi kedepan,dan
integrasi horizontal; (3) pertumbuhan diverifikastif yang dapat
dilakukan melalui diverifikasi konsentrik,diverifikasi horizontal,integrasi
konglomerat.
Jadi
pengembangan pasar merupakan salah satu
dari kemungkinan pertumbuhan intesif, yaitu pertumbuhan yang mencapai tanpa
mengubah sistem pemasaran perusahan. Pengembangan pasar dapat dilakukan melalui dua cara yaitu; (1)
secara geografis,perusahaan membuka pasar tambahan,baik melalui perluasan
secara regional,nasional maupun internasional; (2) perusahaan berusaha menarik
pangsa pasar yang lain dengan jalan mengembangkan versi produk,misalkan produk
yang ditawarkan dengan kemasan yang lebih unik,cara pelayanan yang lebih
istimewa, ataau dengan memasuki jalur distribusi yang lain atau dengan memasang
iklan pada media yang lain.
a. Ekonomi
Dunia
Ekonomi
dunia atau ekonomi global secara umum merujuk ke ekonomi yang didasarkan pada
ekonomi nasional semua negara di dunia. Ekonomi global juga dapat dipandang
sebagai ekonomi masyarakat global dan ekonomi nasional – yaitu ekonomi
masyarakat setempat, sehingga menciptakan satu ekonomi global. Ekonomi dunia
dapat dievaluasi dengan berbagai cara. Misalnya, tergantung model yang dipakai,
penilaian yang dipakai dapat direpresentasikan menggunakan mata uang tertentu,
misalnya dolar AS tahun 2006 atau euro tahun 2005.
Ekonomi
dunia tidak terpisahkan dari geografi dan ekologi Bumi, sehingga terdapat
kesalahan penyebutan istilah karena ekonomi dunia seharusnya tidak mencakup
pertimbangan sumber daya atau nilai apapun di luar Bumi, meski definisi dan
representasi "ekonomi dunia" bermacam-macam. Misalnya, ketika ada
upaya yang bisa dilakukan untuk menghitung nilai kesempatan daerah tambang yang
belum terjamah di teritori yang belum diklaim di Antartika, kesempatan yang
sama di Mars tidak bisa dianggap sebagai bagian dari ekonomi dunia—bahkan jika
saat ini dieksploitasi dengan cara-cara tertentu—dan dapat dianggap sebagai
nilai laten saja sebagaimana properti intelektual yang belum tercipta, seperti
penemuan yang tidak terpikirkan sebelumnya.
Jauh
dari standar minimum nilai produksi, pemakaian, dan tukar di planet Bumi,
definisi, representasi, model, dan penilaian ekonomi dunia beragam bentuknya.
Wajar
saja membatasi pertanyaan tentang ekonomi dunia secara eksklusif hingga
aktivitas ekonomi manusia saja, dan ekonomi dunia sering diukur secara moneter,
bahkan dalam beberapa hal yang tidak memiliki pasar efisien untuk membantu
menilai barang atau jasa tertentu, atau beberapa hal yang memiliki sedikit
penelitian independen atau kerja sama pemerintah membuat pengukuran sulit
dilakukan. Contoh yang umum adalah obat-obatan ilegal dan barang selundupan,
yang dalam standar apapun termasuk bagian dari ekonomi dunia, namun tidak ada
definisi pasar legal semacam itu.
Akan
tetapi, bahkan dalam beberapa hal yang memiliki pasar yang jelas dan efisien
untuk menetapkan nilai moneter, para ekonom jarang memakai nilai tukar saat ini
atau resmi untuk menerjemahkan satuan moneter pasar ini menjadi satuan tunggal
untuk ekonomi dunia, sejak nilai tukar cenderung tidak merefleksikan nilai
dunia, misalnya dalam beberapa hal ketika volume atau harga transaksi diatur
oleh pemerintah.
b. Sistem
ekonomi
Sistem
perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk
mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun
organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi
dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor
produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua
faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di
pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua
sistem ekstrem tersebut.
Selain
faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem tersebut
mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian terencana (planned
economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor
produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara pada perekonomian pasar (market
economic), pasar lah yang mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi barang
dan jasa melalui penawaran dan permintaan.
c.
Neraca
pembayaran
Neraca
pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu
(biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan
barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi
finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan
(yang terdiri dari neraca perdagangan, neraca jasa dan transfer payment) dan
neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item finansial.
Transaksi
dalam neraca pembayaran dapat dibedakan dalam dua macam transaksi.
Transaksi
debit, yaitu transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari
dalam negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif (-), yaitu
transaksi yang menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa.
Transaksi
kredit adalah transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari
luar negeri ke dalam negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi positif (+),
yaitu transaksi yang menyebabkan bertambahnya posisi cadangan devisa negara.
2.1. Menjelaskan Lingkungan sosial dan budaya (Aspek
dasar budaya,Analisis faktor budaya,negosiasi,produk industri,produk konsumen)
2.1.1. Aspek Dasar
Budaya
Manusia merupakan makhluk individu
dan maklhuk sosial. Sebagai makhluk individu setiap manusia mempunyai
cipta,rasa, dan karsa yang mendorong nya menciptakan hasil karya yang disebut
kebudayaan. Sebagai makhluk sosial , manusia memerlukan bantuan individu lain
agar mampu bertahan hidup. Kedudukan manusia sebagai makhluk sosial mendorong
terciptanya lingkungan sosial budaya dalam kehidupan masyarakat
Lingkungan sosial budaya terdiri dari dua
aspek, yaitu lingkungan sosial dan lingkungan budaya. Lingkungan sosial adalah
kekuatan masyarakat dan berbagai sistem norma di sekitar individu atau kelompok
manusia yang memengaruhi tingkah laku dan interaksi mereka
Lingkungan budaya adalah keadaan sistem nilai
budaya , ada istiadat , dan cara hidup masyarakat yang mengelilingi kehidupan seseorang .
Berdasarkan kedua pengertian tersebut , dapat dipahami bahwa dalam lingkungan
sosial budaya berlaku sistem yang memengaruhi cara hidup manusia dalam
bermasyarakat
sistem
yang berlaku tiap tiap lingkungan sosial budaya berbeda satu sama lain .
misalnya , sistem yang berlaku di lingkungan rumah berbeda dengan sistem
lingkungan sekolah, Dirumah, tidak ada peraturan yang mengharuskan memakai
pakaian seragam. Inti nya ,Jika ingin bertahan disuatu lingkungan sosial budaya
tertentu, harus mampu beradaptasi dan mematuhi sistem aturan yang berlaku di
lingkungan tersebut
2.1.2. Analisis Faktor
Budaya
Banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi di dalam
masyarakat, baik yang menguntungkan atau positif maupun yang tidak
menguntungkan atau negatif. Contoh perubahan yang positif adalah perubahan pola
pikir masyarakat dari pandangan yang menganggap bahwa dua anak saja cukup.
Perubahan pola pikir itu membawa pengaruh yang positif bagi masyarakat, karena
kesejahteraan dan pendidikan anak menjadi lebih terjamin. Sementara itu
Soerjono Soekanto menyebutkan adanya faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
perubahan sosial dalam masyarakat. Berikut adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan lingkungan sosial budaya, yaitu:
1. Faktor Geografis
Temperatur yang terlalu
tinggi, adanya badai atau gempa bumi, memberi pengaruh pada manusia. Sedikit banyaknya
sumber-sumber kekayaan alam akan sangat menentukan jenis kehidupan yang
dialami. Meskipun perubahan besar dalam segi lingkungan fisik jarang terjadi,
namun bila perubahan seperti itu benar-benar terjadi, maka pengaruhnya
sangatlah besar. Misalnya, bencana lumpur Lapindo yang terjadi di Sidoarjo
dahulu Sidoarjo merupakan daerah yang sangat tentram dengan banyak industry dan
pemukiman yang damai di sana. Namun, setelah terjadi bencana lumpur Lapindo
saat ini berubah menjadi lahan tandus penuh lumpur, dan tidak berpenghuni
karena semua masyarakat yang awalnya tinggal dan bekerja di sana sekarang telah
menyebar mencari tempat lain sehingga mempengaruhi perubahan sosial budaya.
Walaupun perubahan seperti itu terjadi secara lamban, sehingga banyak di antaranya
tidak diperhatikan, tetapi, sangat berpengaruh terhadap kebudayaan. Kelalaian
manusia dapat mengakibatkan terjadinya perubahan yang sangat cepat pada
lingkungan geografis, yang pada saat itu akan merubah kehidupan sosial dan
budaya masyarakat. Selain contoh bencana lumpur Lapindo, contoh lain adalah
tanah pertanian yang sekarang ini banyak dijadikan perumahan-perumahan dan
pabrik-pabrik yang menimbulkan perubahan pola gaya hidup masyarakat di
sekitarnya.
2. Faktor Teknologi
Penggunaan alat-alat transportasi
dan komunikasi yang canggih banyak memberi kemudahan bagi masyarakat untuk
berkomunikasi dan menerima informasi baru dari luar dalam waktu yang relatif
singkat sehingga dapat berdampak positif maupun negatif.
3. Faktor Ideologi
Ideologi dasar yang
terdiri dari keyakinan dan nilai-nilai yang bersifat kompleks dapat dijadikan
alat untuk memelihara, tetapi ia akan membantu mempercepat timbulnya perubahan
jika keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai tersebut tidak lagi dapat memenuhi
tuntutan kebutuhan masyarakat.
4. Faktor Kepemimpinan
Perubahan-perubahan
sosial seringkali dipelopori oleh pemimpin yang kharismatik karena mereka mampu
menarik pengikut-pengikut dalam jumlah besar yang akan bergabung dengan mereka
dalam gerakan sosial.
Contoh: Martin Luther
King, Gandhi dan Soekarno-Hatta, gerakan yang dipimpin oleh ketiga orang
tersebut berhasil karena pengikut mereka menaruh kepercayaan penuh.
5. Faktor Penduduk.
Perubahan penduduk itu
sendiri merupakan suatu perubahan sosial. Di samping itu, perubahan penduduk
juga merupakan faktor penyebab timbulnya perubahan sosial dan budaya.
Peningkatan dan penurunan jumlah penduduk secara radikal dapat menjadi penyebab
terjadinya perubahan sosial. Pertambahan penduduk berdampak pada pengangguran,
kemiskinan, kriminalitas dan sebagainya. Pengurangan jumlah penduduk secara
drastis misalnya karena bencana alam dapat mengakibatkan perubahan penduduk di
bidang organisasi sosial, seperti dibentuknya relawan-relawan kesetiakawanan social
2.1.3. Negosiasi Dalam
lingkungan social budaya
1. pengaruh budaya
dalam negosiasi
Negosiasi-negosiasi tidak terjadi antara
stereotip-stereotip nasional(bangsa) tetapi dilakukan antara individu-individu,
dan fakot budaya sering kali membuat perbedaan-perbedaan yang sangat besar.
Masalah-masalah dlam negosiasi bisnis internasional :
Ø Perbedaan
bahasa
Ø Perilaku-perilaku
non-verbal
Ø Nilai-nilai
Ø Proses-proses
berpikir dan pengambilan keputusan
2.1.4 Produk Industri
Industrialisasi adalah suatu proses perubahan sosial
ekonomi yang mengubah sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat
industri. Industrialisasi juga bisa diartikan sebagai suatu keadaan di mana
masyarakat berfokus pada ekonomi yang meliputi pekerjaan yang semakin beragam
(spesialisasi), gaji, dan penghasilan yang semakin tinggi. Industrialisasi
adalah bagian dari proses modernisasi di mana perubahan sosial dan perkembangan
ekonomi erat hubungannya dengan inovasi teknologi.
Dalam Industrialisasi
ada perubahan filosofi manusia di mana manusia mengubah pandangan lingkungan
sosialnya menjadi lebih kepada rasionalitas (tindakan didasarkan atas
pertimbangan, efisiensi, dan perhitungan, tidak lagi mengacu kepada moral,
emosi, kebiasaan atau tradisi). Menurut para peniliti ada faktor yang menjadi
acuan modernisasi industri dan pengembangan perusahaan. Mulai dari lingkungan
politik dan hukum yang menguntungkan untuk dunia industri dan perdagangan, bisa
juga dengan sumber daya alam yang beragam dan melimpah, dan juga sumber daya
manusia yang cenderung rendah biaya, memiliki kemampuan dan bisa beradaptasi
dengan pekerjaannya
3.1.
Menjelaskan lingkungan legal dan peraturan,lisensi,antitrust (hokum
internasional, organisasi kawasan,lisensi,antitrust)
3.1.1. Menjelaskan lingkngan legal dan peraturan
Lingkungan legal dan peraturan
Semua negara
mengatur perdagangan dengan negara
lain dan mengawasi akses orang lainter
hadap sumber daya iternasional.setiap negara memiliki sistem hukum yang
berbeda. Yang menimbulkan dampak pada kemampuan pemasaran global untuk mengerahkan setiap peluang pasar
gelobal dalam sebuah negara.
3.1.2 Hukum internasional
Hukum internasional
dapat didefinisikan sebagai peraturan dan prinsip yang dipandang mengikat oleh
berbagai negara dan bangsa. Ada dua kategori hukum internasional: hukum publik
atau hukum internasional dan hukum perdagangan internasional. Hukum
internasional menyangkut bidang perdagangan dan bidang lain yang secara
tradisional berada di bawah yuridiksi dari masing-masing bangsa. Hukum
inetrnasional awalnya mengenai pernyataan perang, menetapkan perdamaian, dan
isu politik yang lain seperti pengakuan pengakuan diplomatik atas kesatuan
negara dan pemerintah yang baru.
3.1.3 Lisensi dan
Antitrust
a. Memberi lesensi
Lisensi merupakan cara
yang mudah bagi produsen untuk terlibat dalam pemasaran internasional. Pemneri
lisensi memberi izin kepada perusahaan asing untuk menggunakan proses
manufaktur, merek dagang, paten, rahasia dagang atau jenis nilai lain untuk
mendapatkan fee atau royalty. Lisensi masuk pasar luar negeri dengan sedikit
resiko, pemegang lisensi memperoleh keahlian produksi dengan nama terkenal
tanpa harus memulai dari awal.
Untuk menghindari
terjadinya pesaing dimasa depan pihak pemberi lisensi biasanya memberi atau
memasok beberapa komponen pemilik yang dibutuhkan dalam produk itu. Namun
harapan utamanya adalah agar pemegang lisensi memimpin dalam inovasi sehingga
licencee akan terus bergantung pada licencor ini.
Perusahaan dapat
memasuki pasar kuar negeri dengan dasar lain. Perusahaan dapat menjual kontrak
manajemen untuk mengelola untuk mengelola suatu badan usaha untuk mendapatkan
fee. Dalam hal in I perusahaan mengskspor jasa bukan produk. Kontrak manajeman
merupakan metode manajeman menjual produk ke pasar luar negeri dengan resiko
rendah dan mendapat penghasilan dari pengontrak. Metode masuk lainnya yaitu
dengan kobtrak manufaktur. Dimana perusahaan menggunakan produsen local untuk
menghasolkan produk itu. Akan tetapi kontrak mempunyai kekurangan yaitu control
yang lebih sedikit terhadap proses manufaktur dan hilangnya laba potensial dari
kegiatan manufaktur.
b. ANTITTRUST
Hukum atau
Undang-Undang "Antipakat" (antitrust) atau hukum/undang-undang
persaingan, merupakan peraturan melawan kebiasaan dagang yang merendahkan
persaingan atau dianggap tidak adil. Istilah antitrust diambil dari hukum
Amerika Serikat yang awalnya dibuat untuk memerangi bisnis trust - sekarang
umum dikenal sebagai kartel.
BAB
II
STUDI
KASUS
RESPONS LINGKUNGAN
BERBELANJA SEBAGAI STIMULUS PEMBELIAN TIDAK TERENCANA PADA TOKO SERBA ADA
(TOSERBA) (Studi Kasus Carrefour Surabaya)
Penelitian pembelian
tidak terencana pada toko serba ada (TOSERBA) dilihat dari respons pelanggan
terhadap lingkungan berbelanja sebagai stimulus, suatu studi kasus pada 200
pelanggan Carrefour Surabaya. Variabel respons lingkungan belanja, yang terdiri
dari pleasure, arousal, dan dominance (PAD). Penelitian ini menggunakan
variabel pengalaman belanja hedonic shopping value, resources expenditure, dan
utilitarian shopping value sebagai mediator respons lingkungan belanja terhadap
pembelian tidak terencana. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa; variabel
respons lingkungan belanja dominance berpengaruh positip terhadap pembelian
tidak terencana. Terungkap juga bahwa variabel pengalaman belanja resources
expenditure merupakan variabel mediator antara respons lingkungan belanja dan
variabel pengalaman belanja lainnya, serta berpengaruh negatip terhadap
pembelian tidak terencana.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Mengidentifikasi
aspek lingkungan ekonomi, pola konsumsi dan perkembangan pasar (ekonomi dunia,
sistem ekonomi, perkembangan pasar, pola konsumsi, neraca pembayaran dan pola
perdagangan) Lingkungan ekonomi adalah kondisi ekonomi di Negara tempat
organisasi internasional beroperasi. Kondisi ekonomi memiliki dampak yang kuat
terhadap kinerja dari setiap bisnis karena dapat mempengaruhi pendapatan atau
beban dari bisnis tersebut.
Lingkungan sosial budaya terdiri dari dua
aspek, yaitu lingkungan sosial dan lingkungan budaya. Lingkungan sosial adalah
kekuatan masyarakat dan berbagai sistem norma di sekitar individu atau kelompok
manusia yang memengaruhi tingkah laku dan interaksi mereka. Adapun menjelaskan tentanglingkungan legal dan
peraturan,lisensi,antitrust (hokum internasional, organisasi
kawasan,lisensi,antitrust) Semua negara mengatur perdagangan dengan negara lain dan mengawasi akses orang lainter hadap
sumber daya iternasional.setiap negara memiliki sistem hukum yang berbeda. Yang
menimbulkan dampak pada kemampuan pemasaran global untuk mengerahkan setiap peluang pasar
gelobal dalam sebuah Negara.
B.
SARAN
Pemerintah
dalam negeri harus terus mengatur lingkungan ekonomi yang baik,sehingga
terjamin ekonomi yang baik dan menegakan hokum dalam perekonomian baik nasional
maupun internasional.
DAFTAR
PUSTAKA
jurnalmanajemen.petra.ac.id/index.php/man/article/view/16361
Komentar
Posting Komentar