STRATEGI PERSAINGAN GLOBAL
1. PILIHAN – PILIHAN STRATEGI MASUK
Setelah
perusahaan menetapkan pasar sasaran di pasar luar negeri seperti dengan
memperhatikan atau mempertimbangkan beberapa faktor seperti misalnya : potensi
pasar, akses ke pasar tersebut, infrastruktur serta resiko politik di host
country, pertukaran mata uang, persaingan potensial, biaya dan waktu
pengapalan, kesesuaian produk dengan pasar serta jasa yang diperlukan ( Keegan,
2002, h.235-6 ) atau dengan menggunakan kreteria yang telah dibahas pada bab
mengenai segmentasi, penetapan target dan positioning.
Ada beberapa pilihan
strategi untuk memasuki sebuah pasar host country, yaitu :
1.Melalui kegiatan
ekspor ( exporting ) baik secara langsung maupun tidak langsung ke host country.
2.Melalui aliansi
strategis ( strategic ailiances ) : lisensi, waralaba, usaha patungan, dan
kontrak produksi / manufaktur dengan mitra lokal di host country.
3.Melalui investasi
langsung ( foreign direct investment – FDI ) dalam bentuk pengambilalihan
perusahaan ( akuisisi ) yang sudah ada maupun mendirikan anak perusahaan
sendiridi host country.
Keegan dan Green ( 2005
: 294 ) dengan mengutip Arnold ( 2004 : 78 – 9 ) yang menggunakan dimensi
besarnya biaya dan dimensi tingkat keterlibatan perusahaan, mengemukanan bahwa
pilihan strategi masuk mengekspor sebagai pilihan strategi yang paling rendah
baik dari segi biayanya maupun keterlibatan perusahaan. Kemudian berdasarkan
tingkat pertambahan biaya dan tingkat keterlibatan perusahaan dalam memasuki
pasar host country, maka urutan dari strategi masuk berturut – turut adalah
lisensi ( dan waralaba ), kontrak manufaktur, joint venture dan yang tertinggi
adalah foreign direct investment. Sedangkan Keegan ( 2002 : 240 ) sendiri
mengemukakan sebuah diagram yang menggambarkan tingkat kepemilikan dan tingkat
pengawasan seperti dapat dilihat pada
Peraga
KRITERIA
UNTUK MEMUTUSKAN STRATEGI MASUK YANG TEPAT
Kotabe dan Helsen (
2004 : 268 – 71 ) mengemukakan beberapa keriteria yang akan mempengaruhi
pilihan strategi masuk yang akan digunakan yaitu :
1.Ukuran pasar dan
pertumbuhan. Pasar yang memiliki potensi yang besar bagi produk – produk
perusahaan, maka perusahaan akan memilih untuk menggunakan strategi joint
venture atau FDI.
2.Risiko. Risiko ini
berkaitan dengan ketidakstabilan lingkungan politik dan ekonomi yang berdampak
pada prospek bisnis perusahaan.
3.Peraturan – peraturan
pemerintah host country, yang mengatur mengenai pendirian dan operasional
perusahaan – perusahaan asing serta
hambatan – hambatan masuk untuk produk luar negeri.
4.Lingkungan
persaingan.
5.Infrastruktur
lokal,infrastruktur fisik dari sebuah pasar megacu pada sistem distribusi,
jaringan transportasi dan sistem komunikasi.
6.Sasaran perusahaan.
7.Kebutuhan untuk
pengendalian. Pada umumnya tingkat pengendalian berkaitan secara erat dengan
tingkat komitmen sumber daya yang dialokasikannya.
8.Sumber – sumber daya
internal, aset – aset dan kemampuan perusahaan.
9.Fleksibilitas.
Mengekspor merupakan strategi masuk yang paling tinggi fleksibilitasnya
sedangkan strategi masuk dengan kontrak dan FDI memiliki tingkat fleksibiulitas
yang rendah.
PASAR
GLOBAL
Pasar
global adalah kebijakan dimana Pemerintah tidak melakukan diskriminasi terhadap
impor dan mengganggu ekspor. Kebijakan pasar bebas tidak berarti pemerintah
meninggalkan semua control dan pajak impor dan ekspor, melainkan bahwa menahan
diri dari tindakan yang khusus dirancang untuk menghambat perdagangan, seperti
hambatan tarif, pembatasan mata uang, dan kuota impor.
Pasar global adalah
pilihan strategis yang menarik bagi perusahaan, akan tetapi bukanlah sumber
daya strategis satu-satunya. Faktanya, untuk banyak perusahaan, yang mampu
bersaing dengan sukses di pasar global sekalipun, adalah penting bagi mereka
untuk tetap memperhatikan pasar domestik.
Dengan demikian,
perusahaan-perusahaan diseluruh dunia ditantang untuk menjadi lebih bersaing
secara strategis dalam pasar domestic mereka. Bagaimanapun, karena patokan
untuk bersaing secara strategis berhubungan dengan standard global, perusahaan
yang meningkatkan kemampuan untuk persaingan domestic secara bersamaan ikut
pula meningkatkan daya bersaing global mereka.
MENGEKSPOR
Keegan dan Green ( 2005
: 263 ) mengatakan bahwa pemasaran ekspor adalah pemasaran terpadu dari barang
– barang dan jasa – jasa yang ditujukan untuk para pelanggan di pasar – pasar internasional yang
membutuhkan :
1. Pemahaman mengenai lingkungan target pasar
2. Penggunaan penelitian pemasaran dan
identifikasi pasar potensial
3. Keputusan – keputusan berkaitan dengan
desain produk, penetapan harga, distribusi dan saluran – saluran, periklanan
dan komunikasi - bauran pemasaran.
Menurut Kotabe dan
Helsen ( 2004 : 507 ), mengekspor adalah cara yang paling polpuler bagi banyak perusahaan
untuk menjadi internasional. Selanjutnya Kotabe dan Helsen ( 2005 : 272 – 3
) mengemukakan 3 pilihan dalam
mengekspor yaitu langsung, tidak langsung dan kooperatif.
1.Ekspor langsung ,
perusahaan melakukan sendiri kegiatan – kegiatan ekspor keluar negeri walaupun
dalam pelaksanaan rinciannya mungkin tetap perlu melibatkan perusahaan - perusahaan jasa seperti perusahaan
ekspedisi muatan kapal laut ( EMKL ).
2.Ekspor tidak
langsung, perusahaan menjual produknya ke perusahaan lain di home country
seperti misalnya perusahaan perdagangan ekspor impor.
3.Ekspor kooperatif
atau Piggyback exporting, perusahaan menggunakan jaringan distribusi di luar
negeri milik perusahaan lain untuk menjual barang 0 barangnya di pasar luar
negeri.
Kalkulasi
harga ekspor
Kotabe dan Helsen (
2005 : 518 ) menyebutkan 9 kondisi
pengapalan atau dapat juga disebut penetapan harga :
1.Ex – factory price
atau ex-works ( EXW ).
2.FOB price pelabuhan
pemberangkatan.
3.CNF price pelabuhan
tujuan
4.CIF price pelabuhan
tujuan.
Dua diantaranya jarang digunakan dalam praktik
yaitu :
5.Free Alongside Ship (
FAS ) pelabuhan pemberangkatan
6.Delivery Duty Paid (
DDP ) ke gudang importir.
Tiga penetapan harga
ekspor lainnya adalah spesifik untuk pengiriman melalui udara yaitu :
7.Free carrier ( FCA )
pelabuhan udara pemberangkatan, penetapan harganya serupa dengan FOB
8.Carriage Paid to (
CPT ) pelabuhan udara tujuan, penetapan harga ini serupa dengan CNF
9.Carriage and
Insurance Paid to , pelabuhan tujuan. Penetapan harganya serupa dengan CIF
Syarat
– syarat pembayaran
Pada
dasarnya syarat – syarat pembayaran yang dapat kita terapkan ke pasar
internasional sama seperti pada
pemasaran domestik. Namun karena para pembeli kita berada di negara lain
yang berbeda budaya, sistem dan kebijakan perekonomian, sistem , struktur, dan
stabilitas politik, menyebabkan risiko pembayaran yang lebih besar. Syarat –
syarat pembayaran tersebut adalah :
1.Pembayaran di muka,
dapat dilakukan bila produk perusahaan bersifat unik dan tidak ada produk
subtitusi. Syarat pembayaran ini baik untuk dilakukan bila risiko pembayaran
sangat tinggi dan adanya pembatasan lalulintas mata uang antara host country
dengan home country dapat menghambat pembayaran oleh pihak pembeli.
2.Pembayaran pada saat
barang diterima, syarat pembayaran ini hanya dapat diterapkan dalam transaksi
antara kantor pusat sebuah perusahaan internasional dengan anak perusahaannya
atau bila hubungan bisnis antara eksportir dan importir telah berlangsung lama
dan saling percaya.
3.Pembayaran setelah
barang laku terjual / konsinyasi. Syarat pembayaran ini sangat berisiko
tinggi dan benar –benar hanya
berdasarkan kepercayaan yang tinggi dari pihak eksporti kepada pihak importir.
4.Pembayaran dengan
menggunakan bill of exchange atau draft. Keegan dan Green ( 2005 : 280 -1 ) mengatakan bahwa draft
merupakan sebuah instrumen pembayaran yang dapat dinegosiasikan yang secara
mudah dipindahkan dari satu pihak kepada pihak lain.
5.Pembayaran dengan
kredit. Sayarat pembayaran ini relatif aman jika menggunakan instrumen letter
of credit ( L/C ) . Menurut Keegan dan Green ( 2005 : 280 ) sebuah L/C pada
intinya adalah dokumen yang menyatakan bahwa sebuah bank telah mengambil alih
kepatutan kredit dari pihak importir atau pembeli.
Hambatan
– hambatan dalam melakukan ekspor
Disamping kelebihan –
kelebihan mengekspor, terdapat beberapa kelemahan atau hambatan – hambatan
antara lain :
1.Kemungkinan adanya
risiko pembayaran bila menggunakan cara pembayaran yang tidak tepat.
2Terjadinya eskalasi
harga karena biaya transportasi dan bea – bea masuk yang tinggi akan
menyebabkan harga jual mungkin menjadi tidak kompetitif di pasar host country.
LISENSI
DAN WARALABA
Kedua strategi masuk
ini cukup banyak dilakukan oleh perusahaan – perusahaan internasional yang
memiliki keunggulan – keunggulan tertentu seperti misalnya hak paten, ekuitas
merk yang tinggi di pasar home country dan internasional dan sebagainya.
Menurut Sherman ( 2004
: 361 ) yang mendefinisikan lisensi
sebagai sebuah metode pengembangan dan pemanfaatan properti intelektual
berdasrkan kontrak dengan cara mentransfer hak – hak untuk menggunakan properti
intelektual tersebut kepada pihak ketiga.
Sedangkan menurut
Kotabe dan Helsen ( 2004 : 273 ) lisensi merupakan sebuah transaksi berdasrkan
kontrak dimana sebuah perusahaan ( licensor ) menawarkan beberapa aset ( intelektual ) perusahaan kepada sebuah
perusahaan asing ( licensee ) dengan imbalan fee royalti.
Keegan dan Green ( 2005 : 297 ) mengatakan bahwa waralaba
adalah variasi lain dari segi pemeblian lisensi dan merupakan sebuah kontrak
antara sebuah perusahaan induk dengan pihak lain yang memperoleh pihak
terwaralaba mengoperasikan sebuah bisnis yang dikembangkan oleh pihak
pewaralaba dengan imbalan berbentuk fee dan kepatuhan pada kebijakan dan
praktik waralaba secara luas.
CONTRACT
MANUFACTURING
Pada strategi ini
sebuah perusahaan global seperti nike menyediakan spesifikasi teknis kepada
pabikan lokal atau sebuah sub kontraktor. Namun strategi ini memiliki kelebihan
dan juga kekurangan yaitu :
Kelebihan dari strategi
ini bagi pemberi lisensi, menurut Keegan dan Green ( 2005 : 297 ) adalah
perusahaan tersebut dapat berkonsentrasi pada desain produk dan pemasran, dan mentransfer tanggung jawab untuk kepemilikan fasilitas – fasilitas produksi pada para
kontraktor atau subkontraktor, komitmen untuk sumber – sumber keuangan dan
manajerial rendah, dapat memasuki pasar di host country dengan cepat.
Keegan dan Grren menyebutkan
kelemahan tersebut adalah kerahasiaan know – how perusahaan terbuka kepada
kontraktor dan atau subkontraktor dan masalah – masalah ketenagakerjaan yang
timbul pada pihak kontraktor dan/atau sub kontraktor dapat menimbulkan kritik kepada perusahaan seperti
yang dialami nike pada tahun 2007.
JOINT
VENTURE
Keegan dan Green ( 2005
:299 ) mengatakan bahwa joint venture adalah sebuah strategi masuk untuk sebuah
pasar host country dimana pihak mitra (
lokal ) memiliki kepemilikan bersama dalam sebuah perusahaan yang baru
dibentuk.
Kotabe dan Helsen (
2004 : 280 -1 ) mengemukakan manfaat dan peringatan mengenai joint venture
sebagai berikut :
Manfaat :
1.Pengawasan atas
operasional bisnis lebih baik daripada strategi – strategi masuk sebelumnya.
2.Dampak sinergis
karena mitra lokal memiliki kelebihan – kelebihan yang dapat melengkapi kekurangan
– keurangan perusahaan
Peringatan :
1.Peringatan yang utama
adalah masalah pengendalian yang tidak penuh oleh perusahaan
2.Mitra lokal dapat
menjadi pesaing potensial di kemudian hari
3.Kemungkinan timbul
konflik antara kedua belah pihak dapat menyebabkan joint venture menjadi malapetaka
untuk kedua belah pihak.
FOREIGN
DIRECT INVESTMENT – FDI
Kotabe dan Helsen ( 2004 :
282 ) menamakan strategi ini sebagai wholly owned subsidiaries yaitu
strategi masuk ke host country dengan cara mendirikan sebuah anak perusahaan
yang kepemilikannya 100% dipegang oleh perusahaan.
Kobe dan Helsen ( 2004 : 283 – 5 ) serta Keegan dan Green (
2005 : 305 ) menyebutkan manfaat dan
peringatan dari strategi ini yaitu :
Manfaat :
1.Perusahaan dapat
mengawai sepenuhnya operasi anak perusahaan
2.Laba 100% dinikmati
oleh perusahaan induk
3.Dapat memberikan
isyarat yang kuat kepada pasar akan komitmen perusahaan
4.Dapat mengatasi
hambatan – hambatan masuk yang ada ke pasar host country
5.Melalui akuisisi,
perusahaan mungkin dapat memperoleh transfer pengalaman teknologi yang penting
bagi perusahaan.
Peringatan :
1.Memerlukan sumber –
sumber daya yang besar dari perusahaan induk
2.Risiko besar
3.Kadang – kadang
dianggap sebagai sebuah ancaman bagi budaya
dan/atau kedaulatan ekonomi host country.
CONTOH
KASUS CORONA BEER
TINJAUAN BISNIS
Grupo Modelo adalah
produsen bir nomor satu di Meksiko dan produsen dari Corona, salah satu merek
bir impor terkemuka yang dijual di Amerika Serikat.Sejak pembentukannya pada
tahun 1922, perusahaan telah dioperasikan keluarga dan berfokus menjadi pemimpin dalam produksi bir Meksiko
dan pasar distribusi. Baru-baru ini, mereka telah berevolusi strategi untuk
mencakup pasar ekspor seperti Amerika Serikat dan Kanada.
Produk: Grupo Modelo
memiliki garis luas produk termasuk Corona Light Extra, Corona, Modelo
Especial, Pacifico Clara, dan Negra Modelo bir. Pada tahun 2005, tiga merek
Grupo Modelo berada di daftar delapan merek top di Amerika Serikat.Perusahaan
juga memiliki tim olahraga, yang merupakan bisnis non-inti.
Struktur: Grupo Modelo
terstruktur seperti sebuah perusahaan induk terutama terdiri dari 77% saham
mayoritas di sebuah perusahaan sub-holding yang disebut Diblo, SA de CV Diblo
memiliki saham mayoritas di beberapa perusahaan yang sebagian besar berkonsentrasi
pada produksi, penjualan, ekspor, dan impor bir. Modelo juga merupakan salah
satu produsen bir dalam kelompok ini (Grupo Modelo 2007).
Kepemimpinan: Grupo
Modelo telah dioperasikan keluarga sejak pembentukannya pada tahun 1922. Ada
presiden dan CEO, Carlos Fernandez saat ini, subordinasi oleh wakil presiden
keuangan dan masalah perpajakan, sumber daya manusia, operasi, perencanaan
perusahaan, masalah hukum, urusan internasional, persediaan, hubungan
perusahaan dan komunikasi, dan administrasi dan keuangan. Ada juga seorang
direktur umum penjualan domestik dan seorang direktur pemasaran (Grupo Modelo
2007). Ini daftar pejabat perusahaan menunjukkan bahwa Grupo Modelo ditetapkan
sebagai struktur fungsional.
Strategi bersejarah:
Grupo Modelo dibentuk pada tanggal 8 Maret 1922 dan resmi dibuka pembuatan bir
pertama tiga tahun kemudian. Pada tahun 1936, keluarga Fernandez menjadi
pemilik tunggal dan telah mempertahankan kepemilikan Grupo Modelo sejak itu.
Grupo Modelo pertama kali memperkenalkan Corona di tahun 1979 dan tahun 1988 ia
telah menjadi bir impor kedua yang paling
populer di Amerika Serikat. Antonino Fernandez, mantan CEO Grupo Modelo,
Corona terdaftar pada Bursa Efek Meksiko pada tahun 1994. Setelah masuk ke
pasar, Anheuser-Busch membeli 50,2 persen saham di Grupo Modelo. Meskipun telah
lebih dari setengah dari saham yang beredar. Pada tahun 1997, Corona mencapai
tujuan dan melampaui sebagai bir Heineken Amerika atas impor. Pada tahun yang
sama, Carlos Fernandez diangkat sebagai CEO Grupo Modelo. Sejak tahun 1997,
Corona telah menjadi yang terbaik-menjual bir impor di Amerika Serikat dan pada
tahun 2004.
Isu strategis:
Sepanjang sisa analisis kasus ini, kita akan menganalisis strategi saat Grupo
Modelo dan posisinya dalam industri bir kompetitif. Pertanyaan kunci ini tujuan
analisis kasus adalah apakah Grupo Modelo akan mampu mempertahankan statusnya
sebagai salah satu pemimpin pasar dalam produksi bir dan distribusi bahkan
sebagai persaingan di industri meningkat. Meskipun kasus sebagian besar berkonsentrasi
pada strategi ekspor ke AS, kami juga memasukkan informasi yang berkaitan
dengan pasar domestik Meksiko dalam rangka untuk memahami peluang khusus dan
ancaman yang berasal dari pasar rumah. Kami akan menyimpulkan dengan menawarkan
rekomendasi untuk sukses berlanjut di pasar bir global.
2.
JELASKAN STRATEGI PERSAINGAN GLOBAL
SERTA DAYA SAING
STRATEGI PASAR DAN
STRATEGI KOMPETITIF
Strategi konsentrasi
maupun strategi pemayaran pasar akan menyebabkan pemilihan tingkat upaya
pemasaran yang berlainan dan program pemasaran yang berbeda-beda di setiap
pasar. Perusahaan mempunyai sumber daya manajerial dan finansial yang agak
tetap dan dengan demikian tingkat sumber-sumber daya yang dialokasikan untuk
setiap pasar dalam strategi penyebaran pasar akan lebih rendah daripada di
bawah strategi konsentrasi di sedikit pasar. Pada umumnya, tingkat upaya
pemasaran yang lebih rendah menyiratkan pengeluaran promosional yang lebih
sedikit, lebih banyak ketergantungan pada para agen dan tendensi yang lebih
kuat kepada ancangan penyebaran pada penentuan harganya. Di lain pihak,
strategi ini membutuhkan investasi yang sangat besar dalam pangsa pasar dan
menggunakan strartegi kompetitif yang agresif berdasarkan penentuan harga
penetrasi yang berat.
Pilihan-pilihan
strategis yang dihadapi oleh perusahaan melibatkan beragam kombinasi dari
keputusan-keputusan negara, pasar, segmen, dan harga yang berbeda-beda.
Strategi penestrasian segemen dan negara (Country and segment penetration
strategy) berarti pemusatan pada segmen atau celah pasar tertentu di sedikit
negara dan pada kenaikan setahap demi setahap pada jumlah pasar yang dilayani.
Kompetisi atas dasar faktor-faktor cenderung menjadi sangat lazim disebabkan
oleh kebutuhan untuk mengkhususkan diri melayani kebutuhan dari segmen pasar
tertentu.
Strategi pemasaran
segmen (Segmen skimming strategy) dan strategi penetrasi negara (Country
penetration strategy) berarti pemusatan pada pasar, tetapi menyebarkan daya
tarik produk perusahaan untuk sejumlah segmen pasar yang berlainan. Perusahaan
masih tetap dapat mengharapkan persaingan atas dasar factor-faktor bukan harga,
tetapi berusaha mencari keunggulan harga dengan memanfaatkan skala ekonomis
dalam promosi.
STRATEGI
INDONESIA DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL
Banyak perusahaan
menjalakan pemasaran internasional selama beberapa dekade,
perusahaan-perusahaan seperti Nestle, Shell, Buyer, dan Toshiba telah dikenal
di seluruh dunia selama bertahun-tahun. Akan, tetapi persaingan global semakin
kuat ketika perusahaan baru ikut masuk dalam panggung internasional. Terobosan
pemasaran “Samsung” menggambarkan peningkatan pesat perusahaan tersebut ke
jenjang pasar global.
Meskipun beberapa
bisnis AS mungkin ingin menghilangkan pesaing asing melalui undang-undang
tertentu, cara yang lebih baik untuk bersaing adalah terus memperbaiki produk
di dalam negeri dan berekspansi ke pasar asing. Dalam industry global (global
industry), posisi strategis di pasar geografis atau nasional utama dipengaruhi
oleh keseluruhan posisi global mereka. Perusahaan global (global firm)
beroperasi di lebih dari satu Negara dan mempunyai keunggulan R&D,
produksi, logistik, pemasaran, dan keuangan yang tidak dimilki oleh pesaing
domestik murni. Maka dari oitu, Indonesia harus menyiapkan strategi unutk
menghadapi persaingan di pasar global tersebut, berikut strategi yang harus
diterapkan Indonesia dalma menghadapi persaingan global:
1.
Pemilihan Produk
Terdapat tiga kategori
produk dalam kontinum lokal sampai global: produk lokal, produk internasional,
dan produk global. Produk Lokal adalah produk yang dalam konteks perusahaan
tertentu. Produk Internasional adalah produk yang dianggap mempunyai potensial
untuk diperluas kesejumlah pasar nasional. Produk global adalah produk yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan pasar global.
Dalam memilih produk
yang akan dipasarkan ke pasar global, sebaiknya memilih produk sebagai berikut
:
1. Produk
yang mampu bersaing dalam segi kualitas.
2. Tingkatkan
diferensiasi produk dengan menambahkan keunggulan pada sebuah produk, atau
bangun awareness terhadap keunggulan yang ada dan manfaatnya. Tekankan adanya
resiko pada harga yang murah.
3. Memilih
produk yang The First, The Best
4. Penemuan
Produk. Kalau pelanggan potensial tidak sanggup membeli suatu produk, strategi
yang ditunjukkan adalah penemuan. Dengan kata lain, sebuah perusahaan mungkin
perlu mengembangkan rancangan produk yang baru seluruhnya untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan dengan biaya dapat dijangkau oleh pelanggan potensial.
5. Perang
Harga
Strategi penetapan
harga yang efektif untuk pasar internasional adalah strategi yang dipengaruhi
oleh persaingan dan biaya dalam mengambil keputusan menyankut harga. Empat
langkah yang menentukan harga dasar:
1.
Menetapkan elastisitas harga dari
permintaan.
2.
Buat perkiraan biaya tetap dan variable
dari proses manufaktur dengan volume penjualan yang diproyeksikan. Biaya
adaptasi produk harus diperhitungkan.
3.
Tetapkan semua biaya yang berhubungan
dengan program pemasaran.
4.
Pilih harga yang memberikan marjin
kontribusi paling tinggi.
Dari empat penentuan
harga diatas, maka dapat digunakan sebagai acuan dalam penetapan harga dalam
persaingan pasar global. Selain itu, strategi lain yang dapat menyongsong
persaingan dalam bidang harga yaitu :
1.
Gunakan sistem Dumping, tawarkan
everyday low price atau menjual produk lebih rendah daripada yang biasanya
dikenalkan pada produk yang sama di pasar domestic atau di Negara asal.
Tunjukan bahwa Indonesia memiliki keunggulan biaya dimata pesaing (cost
advantage)
2.
Harga Komplek. Tawarkan harga paket
(bundled prices), paket harga dua produk (two-part pricing), kuantiti diskon,
harga promosi, atau program loyalitas untuk beberapa produk, “beli dua dapat
satu”.
3.
Sesuaikan harga produk regular dalam
merespon perubahan harga pesaing atau potensi lain untuk memasuki pasar.
4.
Mengembangkan Modal Manusia
Mengacu pada
pengetahuan dan kemampuan tenaga kerja perusahaan. Dengan kata lain, karyawan
dipandang sebagai sumber modal. Salah satu sarana mengembangkan modal manusia
ialah program pelatihan dan pengembangan.
Pengembangan Sumber
Daya Manusia (SDM) merupakan suatu hal yang urgen. Kualitas SDM berhubungan
dengan produk yang dihasilkan, jika diproduksi oleh SDM yang berkualitas, maka
produk yang dihasilkan adalah produk yang berkualitas.
2.
Moving, Caring, dan Inovating.
Moving adalah kemampuan
perusahaan untuk mengadaptasikan antara harapan konsumen terhadap suatu produk
dan kemampuan untuk memenuhinya. Kemampuan perusahaan dalam memenuhi permintaan
konsumen yang akan menang dalam persaingan.
Dalam mewujudkan semua
keiginan konsumen ini, agar berhasil baik, moving harus disertai dengan caring
dan inovating. Yang dimaksud dengan caring adalah kepedulian kepada konsumen.
Dalam tahap caring ini perusahaan berusaha memahami sebaik mungkin apa yang
dibutuhkan konsumen.
Untuk mewujudkan
keinginan konsumen tersebut, inovasi dalam bidang produk meliputi kelengkapan
produk dan juga teknologi terbaru. Inovasi ini tentunya hanya akan berhasil
dipasaran apabila proses caring berjalan bagus. Dengan adanya loyalitas ini
persaingan usaha menjadi tidak begitu berat, tinggal bagaimana kita menjaga
pelangan.
3.
Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran
dapat dilakukan yaitu dengan komunikasi pemasaran (Periklanan). Periklanan
dapat didefinisikan sebagai komunikasi yang disponsori, yang ditempatkan dalam
media massa dengan bayaran tertentu. Strategi dalam periklanan suatu produk
dapat dilakukan dengan:
1.
Gunakan iklan yang efektif dan kreatif.
Karena produk sering
kali berada pada tahap yang berbeda dalam daur hidupnya diberbagai pasar
nasional, dan terdapat perbedaan budaya, sosial, dan ekonomi yang mendasar di
pasar, maka daya tarik yang paling efektif untuk suatu produk mungkin
bervariasi dari pasar yang satu ke pasar yang lain.
2.
Pengarahan Seni.
Ini memperhatikan
presentasi visual (bahasa tubuh) periklanan cetak dan disiarkan. Hanya dialog
atau narasi pendek yang dipergunakan dalam iklan televisi, dengan isi
penjelasan minimal. Semakin banyak seseorang berbicara, orang lain semakin
kurang memercayai. Humor digunakan untuk menciptakan ikatan perasaan bersama.
4.Keunggulan Lokasi
Perusahaan mendirikan
fasilitas diberbagai Negara untuk menekan biaya dasar barang atau jasa yang
dihasilkan. Misalnya, mereka mungkin memiliki akses yang lebih mudah terhadap
biaya tenaga kerja murah, energi dan sumber daya alam lainnya. Keunggulan
lokasi lainnya termasuk akses kepada peralatan atau sumber daya penting dan
kepada pelanggan.
5.Strategi Aliansi
Strategi Aliansi dan
perjanjian kerjasama adalah kekuatan yang bermanfaat dan berarti bagi
perusahaan dalam industri yang sama untuk bersaing pada skala global dengan
tetap menjaga kebebasan mereka. Menyusun kerjasama perusahaan dalam negeri
dalam perusahaan asing dengan strategi yang matang, dengan alasan sebagai
berikut :
1. Untuk
merebut persaingan dalam produksi atau pemasaran, penurunan harga dapat menjadi
perbedaan, dan itu memberikan memberikan perusahaan pada harga yang bersaing.
2. Untuk
mengisi celah dalam keahlian dan pengetahuan teknik dari pasar lokal (kebiasaan
membeli dan pemilihan produk dari konsumen, kebiasaan lokal dan seterusnya).
Kerjasama antara
perusahaan lokal dengan perusahaan asing yang mempunyai kelebihan, bagaimanapun
kolaborasi antar perusahaan yang tidak terikat, dengan motif yang berbeda-beda
dan mungkin dengan tujuan yang bertentangan, itu tidak mudah. Tanpa penambahan
kekuatan, melakukan hubungan yang dingin dan mengharapkan untuk mendapatkan keuntungan
takkan pernah terwujud.
Manfaatkan kemungkinan
kerjasama. Bentuk strategic partnersip dengan menawarkan kerjasama ekslusif
dengan supplier, reseller, atau penyedia jasa yang berhubungan dengna bisnis
anda.
6.Strategi Pemayaran
Pasar
Tujuan strategi
pemayaran pasar adalah memperoleh tingkat hasil imbalan yang tinggi seraya
mempertahankan tingkat komitmen sumber daya yang rendah. Perusahaan yang
mengikuti strategi ini memilih target pasar yang lebih mudah tersedia sambil
meminimalkan risiko dan investasinya. Metode masuk pasarnya lebih sering dengan
pengeksporan atau pemberian lisensi.
Keberhasilan strategi
ini sangatlah tergantung pada pilihan agen, distributor, atau licensees.
Tanggung jawab pemasaran dan distribusi jatuh ke tangan mitra di luar negeri.
Perusahaan akan berupaya mematok harga yang tinggi guna menangguk marjin
tinggi.
7.Memandang Kompetisi sebagai
Sebuah Energi
Kata KOMPETISI banyak
ditafsirkan sebagai sebuah drama yang selalu melahirkan “Pemenang” sekaligus
mencetak sekumpulan “Orang Kalah”. Sebagai konsekuensinya, “Pemenang” akan
ditafsirkan sebagai sosok yang menjulang di puncak kejayaan, yang akan
dipandang dengan wajah menengadah oleh kaum “Terkalahkan”. Sungguh menyedihkan
bila alam semesta ini pada akhirnya dikotak-kotakkan sebagai winner-looser.
Kompetisi dapat
diartikan sebagai sebuah bentuk Pusaran. Dimana Sang “pemenang” adalah pusat
orbitnya, sementara “peserta lainnya” akan berputar mengelilinginya. Tidak ada
istilah “kalah-menang” di sini, karena kewajiban sang “pemenang” adalah membagi
ilmunya, membagi pengalamannya, menebar energi positifnya, kepada siapa saja
yang mengorbit di sekelilingnya. Sedangkan kewajiban “peserta lainnya” adalah
membuka diri untuk menyerap energi, menyerap ilmu, menyerap pengalaman dari
sang pusat orbit, sang “pemenang”. Inilah sebuah bentuk SINERGI.
Dengan pandangan
demikian, maka Negara Indonesia akan lebih siap dan Optimis dalam menghadapi
Pasar Global.
CONTOH
KASUS
ANALISIS INDUSTRI
Grupo Modelo adalah
merek teratas di industri bir global. Perusahaan ini saat ini produsen terbesar
kelima dari bir dengan volume. Dalam rangka untuk menentukan strategi masa
depan bagi perusahaan, pertama kita harus mempertimbangkan daya tarik dari
industri bir. Kemampuan Grupo Modelo untuk bersaing dengan sukses ditentukan
oleh kekuatan lingkungan eksternal terhadap mereka.
Ancaman Pengganti:
Untuk Grupo Modelo dan industri bir, ancaman pengganti tinggi karena konsumen
memiliki banyak pilihan minuman pengganti. Pengganti bir termasuk minuman
keras, minuman beralkohol rasa, non-alkohol bir, dan minuman secara umum. Di
Meksiko, ada juga yang minum tequila besar penduduk yang mungkin diduga mengurangi
pasar untuk bir, tetapi hal ini tidak muncul untuk mengurangi konsumsi bir.
Ancaman Baru Peserta:
Untuk perusahaan bir besar, ancaman pendatang baru adalah rendah. Meskipun ada
ratusan microbreweries kecil di seluruh Amerika Serikat, sulit bagi microbreweries
untuk bersaing dengan perusahaan bir besar.Perusahaan bir besar memiliki
keuntungan dari skala ekonomi. Integrasi ke depan dalam rantai nilai
memungkinkan perusahaan besar memiliki keunggulan biaya lebih dari perusahaan
yang lebih kecil. Industri bir juga memerlukan modal awal yang berat. Hal ini
membuat industri tidak menarik bagi pendatang baru.
Kekuatan tawar-menawar
Pembeli: Daya tawar dari pembeli adalah ancaman moderat untuk industri bir.
Perusahaan harus menyadari preferensi rasa dan apa yang orang inginkan atau
mereka akan memiliki beberapa pelanggan. Ada juga harga sensitivitas di pasar
bir. Perusahaan tunduk pada harga permintaan pasar, dan karena itu lebih
dibatasi untuk apa yang mereka dapat mengisi. Pembeli juga memiliki beberapa kekuasaan
karena fakta bahwa ada biaya switching rendah untuk mereka. Perusahaan harus
menjaga pelanggan mereka puas dengan produk yang mereka terima, jika tidak
mereka akan membeli merek lain.
Kekuatan tawar-menawar
Pemasok: Untuk Grupo Modelo, kekuatan pemasok rendah. Grupo Modelo adalah
perusahaan besar dan memiliki setengah dari pangsa pasar Meksiko dari industri
bir. Grupo Modelo menggunakan produk komoditas seperti barley, hop, ragi, dan
tambahan berarti. Produk komoditas yang mudah diganti, dan itu berarti bahwa
pemasok memiliki sedikit kekuasaan. Karena ukuran Grupo Modelo, pemasok pasti
tidak ingin kehilangan bisnis dengan mereka.Selain itu, Grupo Modelo memiliki
rantai pasokan yang terintegrasi secara vertikal dan karena itu memiliki
kontrol atas banyak masukan produknya.
Intra-Industri
Kompetisi: Ada kekuatan-kekuatan kompetitif yang intens dalam industri bir. Ini
persaingan sengit merupakan ancaman terbesar bagi Grupo Modelo.Ada diferensiasi
yang tinggi dalam produk dan iklan. Dalam industri bir ada persaingan dari
kedua produk domestik dan produk impor, sehingga perusahaan memiliki banyak
jenis pesaing yang harus diperhatikan. Ada juga ancaman besar datang dari
kemungkinan merger dan akuisisi di industri. Sebagai perusahaan besar
memperoleh orang lain, mereka bisa menjadi pemain dominan industri karena
mereka memperoleh keuntungan biaya dan merek dari skala ekonomi dan pangsa
pasar.
Secara keseluruhan,
industri bir sangat menarik untuk Grupo Modelo untuk bersaing masuk Mereka
menghadapi tekanan rendah dari pemasok, ancaman pendatang baru yang rendah dan
tekanan pembeli moderat. Industri ini sangat kompetitif dengan pengganti yang
tersedia, sehingga sangat penting bahwa Grupo Modelo mengembangkan strategi
yang akan membantu mereka melakukannya dengan baik terhadap kedua tekanan.
DAFTAR
PUSTAKA
Kristanto, Jajat; 2010.
manajemen pemasaran internasional ,
ERLANGGA, Jakarta.
Keegan, Warren J. 1996.
Manajemen Pemasaran Global. Jakarta: Prenhallindo.
Komentar
Posting Komentar